Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) adalah dokumen penting dalam industri perikanan yang bertujuan untuk memastikan bahwa hasil tangkapan ikan dipenuhi dengan standar yang ditetapkan dan tidak melanggar regulasi perikanan. Beberapa minggu lalu, saya menghadiri kegiatan Diseminasi Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan di PPS Belawan, yang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya SHTI dalam menjaga keberlanjutan perikanan.
SHTI berperan sebagai jaminan bahwa ikan yang ditangkap telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak berwenang, serta bebas dari praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Banyak negara, termasuk Uni Eropa, mewajibkan adanya SHTI untuk produk perikanan yang diimpor sebagai upaya untuk memastikan bahwa ikan yang masuk ke negara mereka ditangkap secara legal dan berkelanjutan.
Uni Eropa memiliki regulasi ketat terkait SHTI, yang dikenal sebagai Regulation to Prevent, Deter, and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing. Regulasi ini bertujuan untuk mencegah IUU Fishing, memastikan transparansi dan pelacakan rantai pasok produk perikanan, serta melindungi ekosistem laut dan sumber daya ikan yang berkelanjutan.
Penerapan persyaratan SHTI oleh berbagai negara merupakan langkah penting dalam mempromosikan praktik perikanan yang legal dan berkelanjutan. Dengan adanya SHTI, pelacak asal-usul ikan dapat dilakukan dengan lebih mudah, serta memastikan bahwa seluruh rantai pasok produk perikanan transparan dari penangkapan hingga pemasaran.
Semua produk perikanan yang diimpor ke Uni Eropa harus disertai dengan Catch Certificate yang sah, yang dikeluarkan oleh otoritas kompeten dari negara bendera kapal penangkap ikan. Sertifikat ini harus memuat informasi lengkap mengenai kapal, jenis ikan, area penangkapan, dan tanggal penangkapan. Produk perikanan yang tidak dilengkapi dengan Catch Certificate yang sah akan ditolak masuk ke Uni Eropa.
Uni Eropa bekerja sama dengan negara-negara ketiga untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi SHTI ini. Kesepakatan bilateral dan regional juga diperkuat untuk mencegah IUU Fishing dan menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Dengan demikian, SHTI menjadi instrumen penting dalam menjaga keberlanjutan perikanan global dan memberikan jaminan kepada konsumen tentang kualitas produk perikanan yang mereka konsumsi.
Dengan demikian, SHTI bukan hanya sekadar dokumen formal, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan perikanan dan melindungi ekosistem laut. Melalui penerapan regulasi SHTI, diharapkan praktik perikanan yang legal dan berkelanjutan dapat terus ditingkatkan demi kesejahteraan lingkungan dan masyarakat yang bergantung pada sumber daya laut.
